Jumat, 09 April 2010

Negara-Negara Paling Korup di Dunia

NEGARA-NEGARA PALING KORUP DI DUNIA

Merupakan sebuah kenyataan yang menyedihkan bahwa di saat krisis keuangan global merajalela di dunia, korupsi masih tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari praktik-praktik pemerintahan di seluruh dunia. Korupsi bukan lagi merupakan kejahatan yang merugikan satu atau dua orang, tidak terbayangkan sebelumnya bahwa tragedi kemanusiaan yang menimpa Haiti yang diguncang gempa juga merupakan salah satu akibat dari korupsi. (25/02)

Transparency International baru saja merilis data indeks korupsi terbarunya. Haiti yang luluh lantak dihantam gempa akibat struktur bangunan dan infrastruktur buruk imbas kelalaian dan korupsi berada di peringkat ke-10 dari negara-negara terkorup dunia. Sungguh menydihkan bahwa menurut lembaga ini di tengah krisis ekonomi global saat ini korupsi justru menjadi salah satu hal yang memiliki tingkat pertumbuhan tinggi. Tidak perlu terkejut bahwa Indonesia masuk ke dalam salah satu negara korup, meskipun tidak lagi berada di peringkat 5 besar. Sementara itu negara yang dinilai paling bersih adalah Selandia Baru, yang diikuti oleh Denmark.

Somalia menjadi negara paling korup yang dinilai oleh Transparency International. Perang saudara yang berlangsung sejak tahun 1991 ini telah membuat negara ini terkenal dengan bajak lautnya. Jutaan dolar uang tebuasan telah berhasil dikumpulkan oleh para bajak laut dari para pemilik kapal yang kapalnya berhasil ditawan. Saat ini boleh dikatakan bahwa bajak laut merupakan industry terbesar di negara miskin Afrika ini. Reuters mencatat bahwa jumlah kapal yang berhasil dibajak mencapai 47 kapal pada tahun 2009 lalu. Dukungan dana dari para bajak laut ini membuat korupsi di darat dan perang antar gank makin merajalela. Akan tetapi di tengah kelamnya nasib negara ini seberkas sinar harapan muncul dalam bentuk rencana bantuan senilai 2 juta dolar dan African Development Bank, untuk implementasi kebijakan bank sentral dan komisi anti korupsi.

Negara Afghanistan yang sedang mengalami masa sulit ini makin terpuruk di tangan pemerintah yang kotor dan korup. Saudara laiki-laki Presiden Hamid Karzai dilaporkan secara luas memiliki kaitan dengan jaringan perdagangan opium di negara ini. Korupsi yang merajalela di Afghanistan menimbulkan keprihatinan dari Presiden AS, Barack Obama, yang secara langsung memutuskan untuk member “kuliah” Presiden Karzai mengenai pentingnya menciptakan pemerintahan yang bebas korupsi. Akan tetapi di saat dana bantuan jutaan dolar dari AS untuk pembangunan kembali negara ini masih bebas dicuri oleh orang-orang pemerintah, sulit untuk membayangkan Afghanistan menjadi negara yang bebas dari korupsi dalam waktu dekat ini.

Di tengah kekuasaan militer yang tidak terbatas, Myanmar menjadi salah satu negara paling korup di dunia. Negara yang dulunya dikenal dengan nama Burma ini memiliki kekayaan alam yang besar. Kayu, tambang mineral dan gas merupakan salah satu sumber pendapatan dari negara ini. Belum lagi para jederal juga memanfaatkan posisi negara yang sangat sesuai sebagai tempat transit perdagangan obat illegal. Pemerintah AS telah melarang warganya untuk menanamkan invstasi di negara ini sejak tahun 1997 lalu. Baru-baru ini sansksi terhadap 100 lebih anggota pemerintahan dan pimpinan lembaga ekonomi dari Myanmar telah dijatuhkan atas perilaku korup mereka.

Sudan. Menyedihkan sekali bahwa negara yang kaya akan sumber daya ala mini bis amenjadi begitu miskin. Meskipun dikesampingkan bahwa Presiden berkuasa Omar Al-Bashir telah terindikasi oleh Pengadilan Kriminal Internasional sebagai penjahat perang dan pelaku pembantaian etnis, akan tetapi kondisi yang lebih parah terjadi di negara ini. Global Witness telah mengungkapkan bahwa terjadi perbedaan besar antara pembukukan yang dilakukan perusahaan minyak China yang berproduksi di Sudan dengan pencatatan yang dilakukan oleh pihak berwenang di negara tersebut. Dapat dibayangkan bahwa nilai royalty yang diterima oleh pemerintah Sudah pada tahun 2009 lalu mencapai angka 6 miliar dolar. Bahkan perbedaan sebesar 10% dari angka tersebut berarti ratusan juta dolar yang sedianya dapat digunakan untuk pembangunan di negara tersebut, tapi tersia-sia di kantong pegawai pemerintah tamak.

0 komentar:

Posting Komentar